Puluhan penumpang maskapai Kalstar Aviation KD-952 rute Tarakan- Tanjung Selor – Samarinda yang sedianya berangkat Jumat (10/10/2014) pukul 09: 15 WITA kembali tertunda keberangkatannya di Bandara Tanjung Harapan – Bulungan akibat kondisi cuaca yang belum stabil diwilayah itu.
Para penumpang yang sudah berada didalam pesawat terpaksa diturunkan ke ruang tunggu oleh petugas untuk sementara sembari menunggu cuaca kembali normal. Memasuki pukul 10:05, cuaca dilaporkan telah kembali normal dan para penumpang tujuan Samarinda itu pun dipersilahkan untuk kembali naik pesawat.
Kepala Bandar Udara Tanjung Harapan, Bulungan Gatot Riyadi mengatakan, kondisi cuaca di Tanjung Selor dan sekitarnya saat ini sudah mulai bagus dengan jarak pandang 4 kilometer. “Kondisi cuaca sekarang udah agak mendingan dibandingkan kemarin-kemarin,” ujar Gatot kepada tribunkaltim.co.id di Bandar Udara Tanjung Harapan, Jumat (10/10).
Menurut Gatot, selama satu minggu terakhir cuaca di wilayah Tanjung Selor dan sekitarnya memang tidak stabil.
Bahkan pada Rabu 08 Oktober lalu semua penerbangan distop akibat kabut asap yang menyelimuti wilayah Tanjung Selor dan Sekitarnya. “Sebenarnya kabuat asap yang paling parah itu di daerah Berau, cuma dampaknya kepada kita di Tanjung Selor,” ungkap Gatot.
Menurut Agus, pada Rabu 8 Oktober semua penerbangan distop karena jarak pandang diwilayah Tanjung Selor hanya 500 meter.
“Pihak airlines terpaksa membatalkan penerbangan dan melakukan refund full tiket penumpang, karena kalau mereka paksakan resikonya tinggi, karena nyawa orang yang diangkut,” jelas dia.
Informasi dari pramugari Kalstar, bahwa penerbangan Tanjung Selor- Samarinda pada Jumat (10/10) pagi ditunda karena cuaca buruk di Samarinda. Namun informasi itu ternyata dibantah pihak otoritas Bandara Temindung Samarinda.
“Cuaca di Samarinda bagus -bagus aja dengan jarak pandang 5.000 meter, jadi tidak benar kalau di Samarinda pagi tadi ada cuaca buruk,” ujar Imam Asnawi Wakil Kepala Bandara Temindung Samarinda, saat dikonfirmasi Jumat (10/10).
Menurut Imam, dengan jarak pandang sekitar 5.000 meter, maskapai masih dapat terbang dengan aman, kecuali jarak pandang dibawah 2.000 itu kita tidak berani mengijinkan untuk terbang.
“Mungkin cuaca buruk itu terjadi di Bulungan, bukan di Samarinda, ” kata Imam. Kepala Bandar Udara Tanjung Harapan Bulungan Gatot Riyadi menambahkan, biasanya penundaan keberangkatan yang disebabkan oleh faktor alam seperti adanya cuaca buruk atau kabut asap itu diluar tanggungjawab pihak Maskapai.
Karena itu pihak maskapai tidak memberikan kompensasi atas penundaan terbang kendati penundaannya berlangsung berjam-jam. “Yang terkena kompensasi itu biasanya penundaan keberangkatan bukan karena faktor alam,”jelas dia.
Sumber : tribunkaltim
Posted from WordPress for BlackBerry.